21 September 2015

Dan taukah kau, hujan ??

Senin, 21 September 2015 


Tepat pukul 5.18 pm. Seharusnya sekarang aku sudah bergegas bersiap menuju rumah. Tapi tepat sore ini, air langit sedang riuh berebut untuk menjatuhkan dirinya ke hamparan bumi yang sudah lama tak ia kunjungi.

Langit pun ikut meyelimuti bumi dengan awan pekat hitam yang cukup menahanku untuk cepat-cepat pulang dari tempat kerja.

Hari ini, mungkin semua makhluk bumi bersorak senang, seperti menanti tamu agung yang sudah lama tak kunjung datang. Dan detik ini kau berduyun menghampiri dan menyapa semesta yang kekeringan.

Kau hujan, hadirmu selalu indah, hadirmu selalu banyak yang menantikan. Mungkin saja ada yang mencacimu, enggan kau datang dan menyapa. Tapi itu hanya sebagian kecil bahkan sangat kecil sekali.

Aku senang kau hadir sore ini, kau berikan suatu kepastian bahwa kau tak pernah hilang dan menghilang dari bumi. Aku senang kau ada saat ini, sejuk dan mendamaikan meski langit hitam itu selalu mengikuti kesegaran butir butir mu.

Dan sekarang 5.29, kau masih tercucur ddan  ss diiring suara gemuruh langit yang  merdu. Yaa kau hadir bersama alunan gelegar langit yang menyentak. Tenanglah.. kau tak perlu emosi untuk menumpahkan semuanya. Perlahanlah.. agar kami selalu senang menyentuh butir butir kristalmu.

Aaahh kau hujan. Kau datang sangat tepat, seakan kau tau bahwa aku ingin sekali berbincang dan bercerita dengan laju deras sentuhanmu. Apa kau datang sengaja untuk menghiburku yang sedang kebingungan dan seolah terjebak di labirin kehidupan yang sampai saat ini aku belum menemukan jalan keluarnya.

Hujan, tau kah kau ? 
Sampai detik ini aku menyadari bahwa semakin lama aku menjejak dibumi, semakin banyak pula hal yang aku temui, semakin banyak pula hal yang tidak aku mengerti dan itu harus terjadi. Semakin banyak kisah klasik hidup yang bermunculan yang rumit untuk aku kendalikan. 

Hujan, tau kah kau ?
Ketika aku merasakan kenyamanan dan aku mengharapkan sebuah kepastian setelahnya. Jalur hidup tak bisa secepat itu memberikannya padaku seperti kau memberikannya pada bumi dan semesta. Aku tak masalah dengan cepat atau lambatnya kepastian yang akan didatangkan, yang sedikit aku permasalahkan adalah ketika aku sudah berada dalam satu ruangan yang cukup nyaman, lalu ada beberapa orang yang sengaja membuat gaduh karena mereka berharap aku berbagi kenyamanan itu.

Ahh sudahlah, mungkin rangkaian kataku terlalu rumit untuk dimengerti. Biar saja. karena apa pedulimu ? Kau hanya akan selalu diam tenang menyaksikan atau memperhatikan dengan mengacuhkan atau kau hanya menoleh padaku dan seolah berkata 'ada apa?' lalu kau pergi meninggalkan.


Terima kasih hujan.